Salah satu
faktor yang menunjang tanaman untuk tumbuh dan berproduksi secara optimal
adalah ketersediaan unsur hara dalam jumlah yang cukup di dalam tanah. Jika
tanah tidak dapat menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman, maka
pemberian pupuk perlu dilakukan untuk memenuhi kekurangan tersebut. Setiap
jenis unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, tentunya memiliki fungsi,
kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dalam memberikan unsur hara pada
tanaman tentunya sangat penting dijaga keseimbangan dan pengaturan kadar
pemberian unsur hara tersebut, sebab jika kelebihan dalam pemberiannya akan
tidak baik dampaknya, demikian pula halnya jika yang diberikan tersebut krang
dari takaran yang semestinya diberikan (Acehpedia, 2010).
Setiap jenis tanaman membutuhkan unsur hara dalam
jumlah yang berbeda. Ketidaktepatan pemberian unsur hara/pupuk selain akan
menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal juga
merupakan pemborosan tenaga dan biaya (tidak efisien). Agar usaha pemupukan
menjadi efisien maka, pemberian pupuk tidak cukup hanya melihat keadaan tanah
dan lingkungan saja, tetapi juga harus mempertimbang – kan kebutuhan pokok
unsur hara tanaman. Dengan diketahui kebutuhan pokok unsur hara tanaman maka
dosis dan jenis pupuk dapat ditentukan lebih tepat (Ruhnayat, Agus., 2007).
Pada umumnya
kemampuan tanah menyediakan hara, dapt mencerminkan tingkat kesuburan tanah dan
berkorelasi positif dengan hasil tanaman yang diusahakan. Di lain pihak tingkat
kesuburan tanah berkorelasi negative dengan kebutuhan pupuk atau dapat
diartikan makin tinggi tingkat kesuburan tanah, maka makin rendah penggunaan
pupuk buatan dan tdak perlu ditambahkan (Suyamto dan Z. Arifin, 2002). Tetapi
jika jumlah unsur hara tidak dapat memenuhi kebutuhan tanaman setelah melalui
analisis tanah maka perlu ditambahkan nutrisi yang ditambahkan dalam bentuk
pupuk.
Pemupukan
merupakan suatu kegiatan yang penting untuk dilakukan pada tanaman yang
kebutuhan nutrisinya belum terpenuhi, pemupukan adalah pemberian bahan kepada
tanah dengan maksud memperbaiki atau meningkatkan kesuburan tanah. Pemberian
bahan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi tanah baik fisika, kimia maupun
biologi disebut amandemen (ameliorasi). Pemupukan menurut pengertian khusus
ialah pemberian bahan untuk menambah unsur hara tersedia dalam tanah. Jadi
pemupukan bertujuan memberi unsur hara yang cukup bagi kebutuhan tanaman dan
atau memperbaiki atau memelihara kondisi tanah dalam hal potensi pengikatan
unsur hara. Pemupukan yang tepat dan benar dapat mempercepat dan memperkuat
pertumbuhan serta perkembangan tanaman, menambah daya tahan terhadap hama dan
penyakit tertentu, maupun meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian
(Yukamgo, E. dan Yuwono, W,N., 2007).
Efisiensi
pemupukan dan pemupukan yang berimbang dapat diiakukan apabila memperhatikan
status dan dinamika hara dalam tanah serta kebutuhan hara bagi tanaman untuk
mencapai produksi optimum. Dengan pendekatan ini, maka dapat dihitung kebutuhan
pupuk suatu tanaman pada berbagai kondisi tanah (status hara rendah, sedang dan
tinggi) dan pada tanah-tanah lainnya pada tingkat famili yang sama (Wijanarko,
A dan Taufiq, A., 2008). Berdasarkan penelitian Kadarwati, T,F., (2006 ) dapat
diketahui bahwa nitrogen merupakan hara yang paling banyak dibutuhkan oleh
tanaman kapas, dan waktu pembungaan sampai dengan pembuahan merupakan fase yang
paling banyak memerlukan unsur nitrogen. Sedangkan fase pembuahan sangat
memerlukan unsur P dan K dalam jumlah yang lebih banyak. Nitrogen (N) merupakan
unsur hara makro yang paling banyak dibutuhkan tanaman, unsur nitrogen sangat
berperan dalam fase vegetative tanaman.
Pada awal
pertumbuhan tanaman bagian yang pertama tumbuh dan berkembanga adalah bagian
vegetative tanaman seperti daun, batang, dan akar, pada bagian daun lebih
spesifik lagi unsur nitrogen berfungsi untuk mensintesis kolrofil yang sanngat
vital didalam proses fotosintesis. Klorofil berfungsi untuk menerima atau
menagkap cahaya yang dibutuhkan tumbuhan untuk mengolah air (H2O)
dan karbondioksida (CO2) menjadi karbohidrat yang merupakan sumber
makanan utama bagi tumbuhan sehingga bisa digunakan untuk aktivitas
fotosintesis dan metabolism lainnya.
Unsur
ini penting bagi tanaman dapat disediakan oleh manusia melalui pemupukan.
Nitrogen umumnya diserap oleh tanaman dalam bentuk NO3-
dan NH4+ walaupun urea (H2NCONH2)
dapat juga dimanfaatkan oleh tanaman karena urea secara cepat dapat diserap
melalui epidermis daun. Jarang sekali bahwa urea diabsorpsi melalui akar karena
di dalam tanah urea dihidrolisa menjadi NH4+. Asam-asam
amino yang larut dalam air dan asam nucleic dapat juga diabsorpsi oleh tanaman
tingkat tinggi. Tetapi senyawa-senyawa ini biasanya tidak terdapat dalam
larutan tanah dalam jumlah yang cukup berarti. Di tanah-tanah yang bereaksi
agak masam sampai alkali, dengan aerasi baik, maka bentuk NO3- akan
banyak dijumpai.
Bentuk
N yang diabsorpsi tanaman berbeda-beda. Ada tanaman yang lebih baik tumbuh bila
diberi NH4+ ada pula yang lebih baik bila diberi NO3-
dan ada pula tanaman yang tidak terpengaruh oleh bentuk-bentuk N ini. Tanaman
padi sawah mengambil N biasanya mengabsorpsi bentuk NO3-
yang terbanyak. Nitrogen yang diserap ini di dalam tanaman diubah menjadi –N,
-NH, -NH2. bentuk reduksi ini kemudian diubah menjadi senyawa yang
lebih kompleks dan akhirnya menjadi protein.
Protein
di dalam sel-sel vegetatif tanaman, umumnya adalah peranan fungsional daripada
struktural. Sebagian besar berupa enzym dan sisanya berupa nucleoprotein dimana
sebagian terdapat di dalam chromosom. Dengan demikian maka protein bersifat
seperti katalisator dan sebagai pemimpin dalam proses metabolisme.
Protein-protein yang fungsional tidak stabil, mereka selalu pecah dan kemudian
membentuk kembali.
Untuk kelebihan N akan menyebabkan
keracunan, akibat kelebihan N yakni pertumbuhan vegetative tanaman dapat
ditingkatkan tetapi akan memperpendek masa generative, yang akhirnya justru
menurunkan produksi atau menurunkan kualitas tanaman. Tanaman yang kelebihan N
menunjukan warna hijau gelap dan sukulen yakni terlalu banyak mengandung air,
akibatnya tanaman menjadi sangat rentan akan serangan organism penggangu
tumbuhan (OPT) yakni hama, bakteri, jamur, virus, dan gulma, selain itu tanaman
juga mudah roboh. Keracuanan N dapat dipicu karena terlalu banyaknya
unsur N yang tersedia Dalam am bentuk ammonium (NH4+)
meskipun penyerapan tanaman akan lebih maksimal jika N dalam bentuk ion ini.
Keracunan pada tanaman dapat mengakibatkan jaringan pada vascular pecah dan
berakibat terhambatnya resapan air.
Unsur nitrogen diperlukan untuk
pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan
akar. Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali
dalam proses fotosintesis, unsur N berperan untuk mempercepat fase vegetative
karena fungsi utama unsur N itu sendiri sebagai sintesis klorofil. Klorofil
berfungsi untuk menagkap cahaya matahari yang berguna untuk pembentukan makanan
dalam fotosintesis, kandungan klorofil yang cukup dapat membentu atau memacu
pertumbuhan tanaman terutama merangsang organ vegetative tanaman. Pertumbuhan
akar ,batang, dan daun terjadi dengan cepat jika persediaan makanan yang
digunakan untuk proses pembentukan organ tersebut dalam keadaan atau jumlah
yang cukup.
Penyediaan nitrogen berhubungan dengan
penggunaan karbohidrat. Apabila persediaan N sedikit maka hanya sebagian kecil
hasil photosintesa ini yang dirubah menjadi protein dan sisanya diendapkan.
Pengendapan karbohidrat ini menyebabkan sel-sel vegetatip tanaman menebal.
Apabila persediaan N cukup banyak maka sedikit sekali yang mengendap karena
sebgaian besar dijadikan protein, jadi banyak protoplasma yang terbentuk. Oleh
karena protoplasma ini mengikat banyak air, maka tanaman yang dipupuk banyak N
biasanya mempunyai kadar air tinggi di dalam sel vegetatip. Sebagai akibatnya
tanaman ini tidak resisten terhadap serangan hama ataupun penyakit.
Pada tanaman serat, kelebihan N akan
melemahkan serat-seratnya sedangkan untuk tanaman biji-bijian akan menyebabkan
tanaman rebah, terutama bila kekurangan kalium atau apabila varietas yang
dipakai tidak tahan terhadap pemupukan N yang tinggi. Pemupukan N yang tinggi
juga akan mengurangi kadar gula tanaman bit.
Keburukan-keburukan akibat pemupukan N
yang dikemukakan di atas biasanya tidak terjadi bila unsur-unsur lain terdapat
dalam keadaan yang cukup. Dalam keadaan demikian pemupukan N biasanya sangat
meningkatkan produksi tanaman.
Kekurangan unsur N atau dikenal dengan defisiensi
unsur N memiliki cirri utama yang terlihat pada daun yakni menguning
(klorosis), keadaan ini berbeda dengan daun yang normal yakni berwarna hijau
tua yang berarti mengandung klorofil tinggi. Proses penguningan daun tanaman
yang kekurangan N dimulai dari daun – daun yang tua dan akan terus ke daun –
daun muda jika kekurangan N terus berlanjut. Kejadian ini menunjukan bahwa N
sangat mobil, artinya apabila kekurangan N maka N dalam jaringan tua akan
dimobilisasikan ke jaringan – jaringan muda (titik tumbuh) sehingga pada
jaringan tua terjadi klorosis dan pada jaringan muda tetap tumbuh normal yakni
berwarna hija. Gejala lainya adalah pertumbuhan lambat atau kerdil, daun hijau
kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan
mati.
Kenyataan ini membuktikan mobilitas N di dalam tanaman. Apabila akar tanaman
tidak dapat mengambil N cukup untuk pertumbuhannya maka senyawa N di dalam
daun-daun yang tua menjalani proses autolysis. Dalam hal ini protein dirubah
menjadi bentuk yang larut dan ditranslokasi ke bagian-bagian yang muda dimana
jaringan meristemnya masih aktif. Pada keadaan kandungan N yang rendah sekali,
daun akan menjadi coklat dan mati. Untuk jenis rumput-rumputan ujung-ujung daun
tua mula-mula akan mengering seperti terbakar dan menjalar ke seluruh daun
melalui ibu tulang dan melebar ke samping sehingga memberikan bentuk V.
Nama : Dwi Wijayanto
NPM :
1025010044
Jurusan : Agrotekologi
yonny-koen.blogspot.comcekaman nutrisi nitrogen (n) terhadap fisiologi tanaman dwi wijayanto
0 komentar:
Posting Komentar